Fenomena Pilgub Babel 2012
Rasyid Saliman, DOSEN DAN WAKIL KETUA STKIP MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
Sumber : SINDO, 7Februari 2012
Sebentar lagi (Kamis, 23 Februari 2012) rakyat Bangka Belitung (Babel) akan memilih secara langsung kepala daerah (gubernur/wakil) untuk yang kedua kali. KPU Babel pun telah memilih empat pasangan calon gubernur/ wakil yang akan dipilih.
Zulkarnain Karim/Darmansyah Husein, Hudarni Rani/ Justiar Nur, Eko Maulana Ali/ Rustam Effensi, dan Yusron/ Yusroni untuk menjadi orang nomor satu di Babel. Di lihat dari latar belakang pasangan calon gubernur/wakil ada yang berlatar belakang militer, birokrat, dan politikus.
Pasangan mana yang diusung partai politik tidaklah menjadi penting karena untuk menjadi gubernur/wakil memang tidak sekadar berbekal mau dan mampu, tetapi juga harus dengan pemahaman yang mendalam untuk menjadi pemimpin Babel. Sayang bila biaya yang cukup besar dan telah dikeluarkan ternyata sia-sia karena rakyat salah dalam memilih, merekrut orang yang salah,dan pada saat yang tidak tepat.
Karena tantangan ke depan bagi negeri yang memiliki kekayaan sumber daya alam timah, lada, sawit, dan hasil laut ini semakin berat. Dalam artikel ini, penulis ingin mengajak para pemilih untuk tidak perlu secara emosional membabi buta mendukung pasangannya.
Pemilih harus secara jernih dan cerdas memilih pasangan yang benarbenar selama ini telah berprestasi (merit), memiliki visi ke depan, dapat meningkatkan daya saing daerah (competitive spirit),dan akan bekerja untuk kemajuan dan kesejahteraan negeri Serumpun Sebalai.
Perubahan Paradigma
Memilih pasangan gubernur/ wakil dengan pendekatan prestasi menjadi simpul kesadaran baru yang terpancar dari keinginan rakyat Babel dalam memilih siapa calon pemimpin mereka nanti. Lalu, bagaimanakah ciriciri pemimpin dengan karakter meritokrasi tersebut?
Pertama, pemimpin yang berorientasi meritokrasi dapat menghilangkan diskriminasi dan prasangka kesukuan, agama, ras, kedaerahan, dan antargolongan. Ketika berbicara prestasi,sekat-sekat tersebut sudah seharusnya menjadi kabur karena memang itu yang diperlukan dan diinginkan masyarakat Babel sekarang dengan model keragaman demografi multietnik. Sebenarnya, modal dasar ini sangat kuat karena selama ini masyarakat Babel sangat egaliter, santun,dan toleran.
Kedua, memiliki visi ke depan dalam membangun daerah. Pemimpin harus dapat memaksimalkan setiap keunggulan SDA (sumber daya alam) dan SDM (sumber daya manusia) daerah dan dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada. Selain itu juga harus dapat mengatasi setiap kekurangan serta dapat mengatasi setiap ancaman yang ada,cepat menganalisis setiap perubahan yang terjadi,dan mampu mengambil keputusan secara tepat.Pemimpin sudah selayaknya memiliki sense of crisis.
Ketiga, dapat meningkatkan daya saing daerah. Secara geoekonomi Babel terletak pada posisi yang sangat strategis, wilayah pembangunan segitiga Singapura, Batam, dan Babel (Sibaba). Di masa yang akan datang wilayah ini akan menjadi titik simpul pusat perputaran (concentric circle) modal yang besar di Asia Tenggara bahkan Asia Pasifik.
Keempat,pemimpin yang lebih banyak berkontribusi bagi masyarakat Babel, baik sebelum maupun ketika kelak mereka terpilih.Mereka adalah pemimpin yang antikorupsi, antikolusi,dan antinepotisme. Pandangan masyarakat yang sekarang terus berkembang dan akan mengalami banyak perubahan.
Model pendekatan yang dipakai pemilih dalam menentukan dan menjatuhkan pilihannya. Majunya tingkat pendidikan masyarakat Babel menjadi alasan utama terjadi disorientasi pemilih. Selama ini faktor primordial pemilih yang paling dominan dan menentukan akan bergeser ke arah faktor prestasi dari para kandidat.
Panduan bagi Pemilih
Di bawah ini adalah kiatkiat bagi para pemilih sebelum menentukan dan menjatuhkan pilihannya. Pertama, memilih pasangan calon gubernur/ wakil yang beriman, jujur, kaya, adil,dan dapat memisahkan antara harta milik rakyat dan harta milik pribadi. Ini sangat penting karena sering terjadi setelah terpilih mereka lupa dan selalu menganggap harta milik rakyat juga harta milik pribadi.
Kedua, sejauh ini apa yang menjadi keunggulan dan kekurangan para kandidat harus diperhatikan juga, tentu saja dengan melihat prestasi dan kontribusinya bagi masyarakat Babel berdasarkan kompetensinya selama ini, apakah sebagai seorang militer,birokrat, atau politikus.
Ketiga, tidak memilih pasangan calon yang menggunakan politik uang atau cara-cara apa pun yang tidak halal agar masyarakat memilih mereka. Ingat bahwa korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dimulai dari sini, ketika terjadi persekongkolan antara para kandidat dan pemilih.
Keempat,memilih pasangan calon yang antikorupsi, dan akan lebih banyak menggunakan kekayaan rakyat untuk pendidikan dan kesejahteraan. Kelima, bila perlu, selidiki dulu dari mana asal-usul uang yang dipakai ketika mereka berkampanye, lebih baik bila para kandidat secara terbuka bersedia diaudit kekayaannya, baik sebelum ataupun setelah menjabat.
Suasana yang sangat kondusif menimbulkan gairah tersendiri bagi masyarakat,partisipasi pemilih menjadi ukuran sukses atau tidaknya bagi KPU Babeldalammenyiapkansegala sesuatunya agar berjalan sesuai yang direncanakan. Penulis meyakini masyarakat Babel yang berbudaya antikekerasan dan terkenal sangat religius memiliki benteng iman yang kuat sebagai antibodi agar tidak tergoda dengan iming-iming uang dan bertindak anarkistis.
Yang paling penting, sebagai pembelajaran politik bagi rakyat, para kandidat diharapkan bermain bersih dan fair, tidak melakukan serangan fajar, tidak melakukan kampanye hitam (black campaign), tidak menggunakan politik uang (money politics) yang dapat merusak mental dan perilaku pemilih,tidak memprovokasi massa pendukung untuk berbuat anarkistis, serta siap untuk menang dan siap untuk kalah.
Sekali lagi, memilih figur berdasarkan hati nurani sangatlah penting,tetapi memilih berdasarkan prestasi para kandidat adalah lebih penting untuk kepentingan masyarakat dan rakyat Babel sendiri di kemudian hari,siapa pun yang terpilih kita sambut. Nak jadi raje, jadilah raje, tapi jangan ngeraje. Selamat memilih. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar