Selasa, 28 Mei 2013

Menafsir Kemenangan Ganjar-Heru

Menafsir Kemenangan Ganjar-Heru
Joko Riyanto ;  Koordinator Riset Pusat Kajian dan Penelitian Kebangsaan (Puskalitba) Solo
KORAN SINDO, 28 Mei 2013



Hasil hitung cepat (quick count) Pilgub Jateng yang dilansir sejumlah lembaga survei menunjukkan kemenangan telak pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko (Gagah) dengan meraih hampir 50% suara, mengungguli pasangan nomor urut dua Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo (Bissa) dan pasangan nomor urut satu Hadi Prabowo (HP)-Don Murdono. 

Faktor personal Jokowi, yang dicitrakan sebagai sosok yang bisa dipercaya, bersih, dekat dengan rakyat, dan bisa membawa perubahan dinilai menjadi kunci kemenangan pasangan yang diusung PDI-P itu. Ada beberapa tafsir untuk mengungkap kemenangan pasangan Ganjar-Heru di Pilkgub Jateng 2013. 

Pertama, pola kampanye yang lebih kreatif dan masif. Cara kampanye Ganjar- Heru yang blusukan ke sejumlah tempat mampu mendongkrak popularitas dan elektabilitas di masyarakat. Hal itu ditambah dengan gencarnya bersosialisasi dan menawarkan visi-misi dan program lewat poster, pamflet, dan iklan di media (radio, televisi) untuk meraih simpati rakyat. Selain itu, tim sukses Ganjar-Heru bekerja maksimal mendulang suara. 

Kedua, program-program Ganjar-Heru sederhana, riil, laku dijual di Jateng, dan membumi. Ganjar-Heru punya kemudahan menyusun program dibanding rivalnya karena hanya diusung satu partai. Hal ini berbeda dari pasangan lain yang diusung partai koalisi. Pasangan lain tidak konsisten karena antarpengusung memiliki visimisi berbeda. Apalagi, tingkat kepuasan publik yang rendah (40%) terhadap pemerintahan Bibit Waluyo. Publik Jateng sudah tidak percaya akan janji perubahan sang incumbent dan memutuskan memilih Ganjar- Heru yang diyakini mewujudkan perubahan untuk Jateng. 

Ketiga, efektif dan bekerjanya mesin politik. Meski Ganjar-Heru diusung hanya PDI-P, mampu meraih hampir 50% suara. Faktor pergerakan, soliditas, kekompakan, dan loyalitas semua komponen PDI-P berjalan dengan baik. Mulai dari Ketua Umum PDI-P, sekjen, anggota legislatif, pengurus partai hingga massa akar rumput, serta dukungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sangat membantu perolehan suara kemenangan Ganjar-Heru. 

Berbeda dengan mesin politik pasangan Bissa dan HP-Don relatif lamban. Ditambah dengan banyak isu negatif yang menerpa Hadi Prabowo, jadi banyak suara yang dialihkan ke Ganjar atau Bibit. Ditambah lagi, Partai Demokrat saat Pilgub Jateng mengalami kemerosotan popularitas karena kader dan ketua umum diduga terlibat kasus korupsi. Hal ini tentu saja sangat memengaruhi pemilih karena Partai Demokrat yang mengusung “Katakan tidak pada korupsi!” justru terbelit masalah korupsi.Soliditas di internal Partai Demokrat dan Golkar juga tak maksimal mendukung pasangan Bissa. 

Keempat, soal kepemimpinan. Bibit Waluyo selama kepemimpinannya dikesankan sebagai sosok yang kaku dan elitis. Padahal, rakyat Jateng merindukan sosok yang hangat, cair, merakyat, dan punya keberpihakan terhadap kepentingan masyarakat kecil. Mayoritas pemilih merasa tidak puas dengan kinerja Bibit Waluyo. 

Kinerja Bibit Waluyo selama ini tidak merepresentasikan sebagian besar wajah warga Jateng yang termarginalkan oleh derap pembangunan Jateng. Kepemimpinan Bibit Waluyo ternyata tidak mampu memberikan apresiasi positif mendongkrak perolehan suara. Masyarakat Jateng sudah mempunyai kecerdasan politik yang tinggi, di mana mereka menyalurkan aspirasi tidak terpengaruh oleh kepentingan apa pun. Rakyat Jateng sudah cerdas dalam menentukan masa depannya sendiri. 

Kelima, publik Jateng sudah bosan dengan janji perubahan yang tak dapat teraktualisasi secara nyata, padahal mereka merindukan perubahan yang konkret. Masyarakat Jateng lapisan bawah dan menengah juga cenderung menolak status quo politik. Masyarakat sudah jenuh dengan kepemimpinan Bibit Waluyo yang cenderung otoriter dan terkesan angkuh dan tak menyentuh rakyat kecil. 

Kerinduan rakyat Jateng akan perubahan mereka nilai ada pada pasangan Ganjar-Heru sehingga perolehan suara Bissa terpaut jauh dengan Ganjar-Heru. Ganjar dengan karakter yang dikenal masyarakat tenang, jujur, dan bersih menjadi sosok yang diidamkan memimpin Jateng saat ini. Ganjar yang juga putra asli Jateng sudah di kenal dengan kedekatannya dengan masyarakat baik dari kelas bawah, menengah dan atas membuat tingkat elektabilitasnya tinggi. 

Ganjar-Heru menjadi sosok yang timbul karena kepenatan masyarakat. Rekam jejak Ganjar-Heru memenuhi harapan masyarakat yang merindukan birokrat dan politikus yang bersih. Mereka tidak pernah terlibat kasus apa pun. Mereka berdua telah terbukti menjalankan kepemimpinan dengan baik sebagai politikus dan bupati Purbalingga. Bagi gubernur dan wakil gubernur terpilih, kita juga mengingatkan bahwa kemenangan bukanlah akhir dari perjuangan panjang yang menguras energi dan uang. 

Kemenangan justru merupakan awal untuk bekerja lebih keras demi merealisasikan janji-janji manis yang mereka tebar selama kampanye. Tantangan yang dihadapi Jateng lima tahun ke depan amat tidak ringan. Setelah pesta demokrasi ini usai, warga Jateng harus segera menyatukan diri kembali dalam satu komunitas Jawa Tengah yang baru. Sungguh membanggakan karena provinsi ini akan dipimpin oleh seorang gubernur yang muda. 

Semangat kemudaan Ganjar Pranowo diharapkan akan membawa Jateng gumregahdan tangkas bekerja. Gubernur dan wakil gubernur terpilih diharapkan menjadi pemimpin yang representatif; berkarakteristik; responsif terhadap aspirasi masyarakat; mampu mengartikulasikan isu-isu, program, dan janji-janji dalam kampanye menjadi sebuah kebijakan publik yang akuntabel. 

Selamat kepada pemenang Pilgub Jateng 2013. Buktikan bahwa kemenangan Anda adalah kemenangan warga Jateng yang berharap kehidupan menjadi lebih baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar