Senin, 17 Maret 2014

Energi Positif Jokowi

Energi Positif Jokowi

Mimin Dwi Hartono  ;   Koordinator
Jaringan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia (SID Net)
TEMPO.CO,  16 Maret 2014

                           
                                                                                         
                                                                                                             
Pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden membawa energi positif bagi bangsa di tengah pesimisme publik atas calon-calon presiden dari partai politik lain. Ia seakan hadir untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia yang mencapai titik nadir. Kehadiran Jokowi semoga merupakan tonggak untuk mengakhiri politik era Reformasi yang kental dengan pencitraan, modal besar, dan korup.

Keputusan Bu Mega selaras dengan aspirasi masyarakat umum yang mendukung Jokowi, sekaligus menyangkal spekulasi bahwa Bu Mega masih berambisi sebagai capres. Bu Mega berhasil menerjemahkan keinginan rakyat meskipun diwarnai dengan dinamika politik internal partai yang kuat. Meskipun dicapreskan oleh PDI Perjuangan, Jokowi telah menjadi capres rakyat Indonesia yang rindu pada perubahan.

Jokowi mempunyai rekam jejak yang baik dalam kinerja di pemerintahan, antikorupsi, bersih dari catatan atas kejahatan terhadap hak asasi manusia, dan menampilkan model kepemimpinan yang merakyat.

Pencapresan Jokowi disambut dengan suka cita dan harapan yang tinggi oleh masyarakat luas. Respons positif masyarakat di daerah-daerah dan di dunia media sosial (Facebook dan Twitter) setidaknya membuktikan bahwa Jokowi didukung oleh berbagai kalangan, dari kelas bawah, menengah, hingga atas.

Jokowi, sebagai sosok yang sederhana dan merakyat, menjadi harapan adanya perubahan nasib rakyat. Sosok Jokowi, yang layaknya seperti rakyat kebanyakan, membuat rakyat merasa terwakili, termasuk mereka yang belum pernah bertemu secara langsung. Setiap kata dan tindakan Jokowi seakan merepresentasikan kehendak rakyat.

Negara ini patut bersyukur karena pencapresan Jokowi akan menggairahkan pesta demokrasi, khususnya yang terdekat adalah untuk memilih anggota DPRD/DPR/DPD pada 9 April, dan pemilihan presiden-wakil presiden. Masyarakat pemegang hak pilih diperkirakan akan antusias dalam mempergunakan hak pilihnya. Sebelumnya, banyak di antara pemegang hak pilih yang terkesan cuek dan tidak peduli akan pemilu. Kehadiran Jokowi dipastikan akan mengubah sikap mereka karena ada sosok yang menjadi harapan rakyat. Rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilu 2009 yang hanya mencapai sekitar 78 persen diperkirakan akan banyak berubah dalam pemilu kali ini.

Sedangkan bagi calon legislator dari PDIP, mereka akan mendapat keuntungan politis dari pencapresan Jokowi. Popularitas Jokowi diperkirakan akan mampu mendongkrak suara PDIP di tingkat daerah dan secara nasional. Hal ini sejalan dengan keinginan PDIP agar mampu memperoleh suara atau kursi yang cukup untuk mencalonkan Jokowi sebagai presiden.

Sedangkan bagi rival-rival Jokowi yang terlebih dulu mendeklarasikan pencapresannya, akan tertantang untuk mampu bersaing dengan Jokowi. Popularitas Jokowi yang sangat tinggi yang diindikasikan dari berbagai hasil survei, baik oleh lembaga survei maupun media massa, diperkirakan akan semakin meningkat setelah dia secara resmi dicapreskan. Jokowi harus mampu mempertahankan dan meningkatkan performanya di tengah serangan politik yang pasti akan semakin gencar.

Kehadiran Jokowi dan popularitasnya yang fenomenal telah membangunkan kembali optimisme rakyat. Selama ini, rakyat apriori dengan sistem politik yang dikuasai oleh dinasti, para pemodal, dan politikus yang korup. Hanya mereka yang punya modal finansial dan politik yang mampu maju sebagai capres ataupun pimpinan daerah.

Jokowi berkontribusi dalam mengubah konstelasi politik tersebut, bahwa siapa pun yang mempunyai kemampuan dan rekam jejak kinerja yang baik akan bisa menjadi pemimpin. Intinya, kehadiran Jokowi menjadi energi positif bagi bangsa ini secara keseluruhan. Inilah momentum untuk mengembalikan mandat pemilu yang sebenarnya, yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat.

Tugas Jokowi tentu tidak mudah karena harapan rakyat bertumpu di pundaknya. Segenap permasalahan bangsa yang menumpuk dan belum terselesaikan harus mampu ia tangani. Korupsi yang akut dan sistemik, sumber daya alam dan mineral yang dieksploitasi berlebihan, pelanggaran hak asasi manusia, serta buruknya penegakan hukum, adalah pekerjaan yang menunggu Jokowi jika berhasil menjadi presiden.

Tentu kita tidak akan mendahului hasil pemilu legislatif dan pemilihan presiden-wakil presiden, serta melompati kehendak Tuhan. Namun kehadiran Jokowi telah memberikan harapan besar bagi rakyat untuk berpartisipasi mengawal dan memantau proses pergantian presiden-wakil presiden secara damai dan demokratis.

Jokowi bukanlah superman, yang bisa menyelesaikan akumulasi persoalan bangsa dalam sekejap dan seorang diri. Tidak adil jika beban bangsa hanya disandarkan kepadanya. Namun, dengan kehadiran Jokowi, rakyat semakin antusias dan bersemangat dalam merebut hak-haknya atas kedaulatan politik, ekonomi, dan budaya, yang selama ini dikuasai oleh para pembajak demokrasi dan pemburu rente ekonomi. Rakyat pasti akan mampu menyelesaikan berbagai persoalan bangsa jika dipimpin oleh orang yang tepat dan tidak mempunyai beban sejarah yang kelam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar